Kami sedang mengalami saat yang menyenangkan di industri otomotif.
Ketika inovasi mencapai tingkatan baru dengan kendaraan yang terhubung dan otonom, industri asuransi mobil juga mengalami evolusinya sendiri, menggunakan teknologi untuk meningkatkan cara penanganan kecelakaan dan kerusakan di jalan raya, menghemat waktu dan uang masyarakat serta pengalaman yang seringkali membuat stres dalam menghadapi dampaknya. kecelakaan.
Transformasi sangat diperlukan dalam industri asuransi.
Selain pengalaman pelanggan yang buruk saat mengajukan klaim, sekitar $25 miliar hilang setiap tahunnya karena biaya penyesuaian, penipuan, penundaan bengkel, dan banyak lagi. Inovasi dapat mengubah hal tersebut — dan hal ini sudah dimulai.
Perusahaan asuransi – seperti yang dilakukan beberapa perusahaan mobil saat ini – perlu menganggap diri mereka sebagai perusahaan teknologi, yang lebih memanfaatkan AI dan data, serta pengalaman pelanggan yang lebih lancar. Hal ini sangat penting karena perusahaan asuransi kemungkinan besar akan memiliki hubungan yang lebih erat dengan produsen mobil setelah mobil dapat berjalan secara mandiri, sehingga perusahaan mobil akan bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan.
Inovasi-inovasi ini dapat menghemat waktu dan uang sekaligus meningkatkan transparansi, akurasi, dan efisiensi, yang semuanya penting untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
AI dan visi komputer adalah beberapa teknologi yang paling berdampak dan penggunaannya dalam pertumbuhan asuransi. Kamera ponsel dapat memindai mobil setelah kecelakaan, menggantikan pengatur asuransi dalam menilai kerusakan akibat tabrakan, menjadikan prosesnya lebih cepat dan obyektif.
Langkah selanjutnya, yang kini muncul, adalah menggunakan AI dan visi komputer untuk secara otomatis menghasilkan tidak hanya catatan kerusakan, namun juga perkiraan berapa biaya perbaikan kerusakan tersebut.
Ia bekerja dengan memiliki database suku cadang dan harga yang ekstensif di mana perkiraan dapat dihasilkan ketika foto kerusakan diunggah. Hal ini menempatkan kekuasaan di tangan pengemudi atau pemilik kendaraan, mengeluarkannya dari bengkel yang selama beberapa dekade mengandalkan mentalitas bahwa “jika perusahaan asuransi membayarnya, kita dapat mengenakan biaya sebanyak yang kita inginkan” — menyebabkan membengkaknya biaya bagi semua pihak yang terlibat.
Jika konsumen pada akhirnya dapat melakukan seluruh proses ini sendiri — tidak hanya mencatat kerusakan dengan kamera ponsel mereka, namun mengunggahnya ke platform perusahaan asuransi mereka dan mendapatkan perkiraan biaya perbaikan secara instan — hal ini akan menghemat waktu dan uang perusahaan asuransi, yang mana menghasilkan premi yang lebih rendah sekaligus memberdayakan konsumen dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya.
Pada akhirnya, ketika mobil menjadi lebih terhubung dan berbasis perangkat lunak dengan lebih banyak sensor, biaya perbaikan dapat secara otomatis dihasilkan oleh sistem operasi mobil yang berkomunikasi dengan platform asuransi digital pada saat terjadi kecelakaan mobil. Meski belum tersedia, teknologinya dengan cepat bergerak ke arah ini.
Telematika, yang menggunakan perangkat GPS untuk melacak lokasi mobil, jarak tempuh dan faktor lain seperti kecepatan, telah menyebabkan penetapan harga kebijakan individual. Pengemudi yang menunjukkan kebiasaan lebih aman bisa mendapatkan harga pertanggungan asuransi yang lebih rendah, atau, dalam beberapa rencana, hanya membayar pertanggungan asuransi saat mobil mereka sedang digunakan dan bukan saat diparkir di jalan masuk.
Data lain, yang sebagian besar saat ini terdapat di sepanjang jalan melalui kamera dan sensor pinggir jalan, sensor on-board, dan perangkat IoT lainnya, serta teks seperti laporan kecelakaan dan klaim sebelumnya, diharapkan dapat menambah lebih banyak informasi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan asuransi.
Dengan menyusun data ini ke dalam bentuk yang dapat digunakan dan dianalisis, AI akan menjadi lebih kuat dalam menentukan profil risiko dan membantu menetapkan harga kebijakan yang lebih tepat dan personal.
Privasi juga penting dan perusahaan asuransi perlu memastikan bahwa mereka memiliki kebijakan yang melindungi privasi pelanggan mereka yang memberi mereka aliran data. Selain mematuhi kebijakan privasi, seperti GDPR (Peraturan Perlindungan Data Umum), perusahaan asuransi harus menawarkan manfaat, seperti diskon premi atau kupon, kepada mereka yang membagikan datanya.
Kini saatnya perusahaan asuransi memanfaatkan peningkatan kemampuan AI dan data untuk mengutamakan pengalaman pelanggan.