Para pendukung Liverpool secara tidak adil disalahkan atas kekacauan yang terjadi di final Liga Champions di Paris untuk “mengalihkan perhatian” dari kegagalan penyelenggara, demikian temuan sebuah laporan Senat Prancis.
Fans terpaksa menunggu dalam antrian panjang di luar Stade de France dan menjadi sasaran gas air mata dari polisi Prancis menjelang pertandingan final pada 28 Mei, yang tertunda lebih dari setengah jam.
Menteri Dalam Negeri Perancis, Gerald Darmanin, awalnya menyalahkan keterlambatan kedatangan fans Liverpool yang tidak memiliki tiket.
Namun setelah mendengar pendapat dari para penggemar The Reds, polisi Prancis dan pejabat pemerintah, serta direktur acara UEFA Martin Kallen beberapa minggu setelahnya, Senat menerbitkan laporan awal mengenai temuannya pada hari Rabu.
Dikatakan: “Tidak adil untuk membuat pendukung tim Liverpool memikul tanggung jawab atas gangguan yang terjadi, seperti yang dilakukan Menteri Dalam Negeri untuk mengalihkan perhatian dari ketidakmampuan negara mengendalikan massa untuk mengatur apa yang terjadi dan secara memadai. untuk memerangi tindakan beberapa ratus pelaku kekerasan dan terkoordinasi.”
Laporan tersebut menemukan bahwa kekacauan tersebut disebabkan oleh “rangkaian kejadian dan malfungsi” pada hari dan jam sebelum kick-off.
Laporan tersebut menambahkan: “Sistem yang diterapkan memiliki kekurangan besar dalam kaitannya dengan intelijen (tidak adanya hooligan tetapi adanya penjahat dalam jumlah besar), rute transportasi untuk suporter (penghapusan rute pengantaran di sekitar stadion) ). ) dan komunikasi yang tidak memadai.
“Bukan hanya implementasinya saja yang muncul permasalahan. Di sektor hulu, upaya yang dilakukan untuk menangani skenario krisis tidak mencukupi dan tidak menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan mengingat banyaknya kejadian yang tidak terduga.”
Laporan Senat mendesak pihak berwenang Perancis untuk mengambil pelajaran dari apa yang digambarkan sebagai “kegagalan kolektif yang serius” dan menggambarkan manajemen sistem tiket UEFA sebagai “tidak pantas”, merekomendasikan pengenalan tiket bebas gangguan untuk acara-acara besar dan meningkatkan koordinasi antara pengurus dan pengurus. POLISI
Sebuah pernyataan dari kelompok pendukung Spirit of Shankly menyambut baik temuan Senat tetapi menyerukan “permintaan maaf penuh” dari pemerintah Perancis dan penyelidikan parlemen Perancis.
“Spirit of Shankly ingin mengucapkan terima kasih kepada Senat karena menyambut kesaksian para penggemar dan dengan demikian membebaskan mereka dari tanggung jawab apa pun,” bunyi bagian dari pernyataan itu.
“Kami juga percaya bahwa hanya penyelidikan penuh parlemen Prancis, dengan saksi yang memberikan kesaksian di bawah sumpah, akan membawa kebenaran dan keadilan, dan kami akan terus mendukung pencapaian hal ini.”
UEFA menugaskan laporan independen mereka sendiri mengenai kekacauan tersebut.
(Foto: Getty Images)