Memiliki sensor pada mobil bukanlah hal baru. Produsen mobil pertama kali memperkenalkan sensor dasar seperti lampu peringatan tekanan oli rendah pada tahun 1950an. Tekniknya sederhana, namun sensornya secara efektif mengingatkan pengemudi akan potensi masalah. Seiring berkembangnya teknologi, begitu pula kemampuan sensor dan penerapannya dalam industri otomotif.
Pada tahun 2020, rata-rata mobil memiliki hampir 100 sensor (mobil balap Formula Satu memiliki lebih dari 300 sensor), dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Sensor sangat penting dalam berkendara yang aman — sensor menjaga kita tetap di jalan dan membantu kita menghindari potensi kecelakaan yang membawa bencana.
Namun apakah sensor mengabaikan salah satu bagian terpenting dari teka-teki ini, yaitu kita?
Hingga saat ini, sensor pada mobil fokus secara eksternal, mengevaluasi aspek kendaraan itu sendiri dan lingkungan sekitarnya. Pertimbangkan hal-hal yang dipantau oleh sensor di mobil Anda: tekanan ban, ketinggian bahan bakar, kecepatan, posisi jalur, sudut parkir, dan banyak lagi.
Namun dinamika ini berubah karena semakin populernya sistem pemantauan pengemudi (DMS) yang menambahkan fitur keselamatan cerdas bertenaga AI pada mobil, yang dapat melacak kondisi dan perilaku pengemudi.
Misalnya, DMS dapat menentukan apakah pengemudi mengalami gejala sakit atau mual dan secara alami mengoreksi pengalaman tersebut di dalam kendaraan melalui kontrol seperti mengatur AC atau melepaskan aromaterapi, seperti halnya kontrol jelajah yang memperlambat atau mempercepat kendaraan tergantung pada input sensor waktu nyata.
Terlebih lagi, melalui solusi AI multimoda, produsen mobil dapat menggabungkan kecerdasan sensor internal dan eksternal untuk meningkatkan kinerja kendaraan.
Pertimbangkan skenario ketika pengemudi mengantuk saat mengemudi. Sensor eksternal tradisional akan mendeteksi tanda-tanda yang dapat diamati seperti keberangkatan jalur dan memperingatkan pengemudi.
Namun bukankah situasi akan lebih aman jika kombinasi sensor optik dan fisiologis juga mendeteksi tanda-tanda kantuk pada pengemudi? Sensor di dalam kendaraan ini akan mendeteksi mata pengemudi yang tertutup, pergerakan kepala, detak jantung yang melambat atau faktor lain yang mengindikasikan kelelahan.
Triangulasi masukan internal dan eksternal ini dapat bekerja sama untuk menentukan perilaku mengemudi yang tidak aman dan melakukan intervensi, mungkin menepikan kendaraan atau meminta bantuan.
Dunia tanpa speedometer?
Memperluas DMS pada mobil menawarkan banyak manfaat. Pertama dan terpenting, ada peningkatan keselamatan pengemudi. Pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi pengemudi akan mengurangi kecelakaan dan korban jiwa di jalan raya.
Kedua, sensor interior multimoda akan mengantarkan era baru kesehatan dan kesejahteraan pada mobil dengan memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang apa yang terjadi pada orang-orang di dalam kendaraan.
Selain membuat berkendara lebih aman, teknologi juga akan membuat berkendara menjadi lebih baik bagi tubuh dan pikiran kita. Dan yang terakhir, solusi AI akan mendukung pengalaman berkendara yang lebih menarik dan menghibur.
Tentu saja, beberapa pengemudi takut memiliki AI (atau lebih banyak AI) di mobil mereka. Namun undang-undang dan peraturan yang muncul akan melindungi privasi konsumen.
Selain itu, sensor multimoda pada kendaraan akan bekerja secara real-time, artinya mobil hanya akan menggunakan data yang dikumpulkan untuk membuat kesimpulan dan saran pada saat itu juga, namun tidak akan menyimpan data tersebut dalam jangka panjang atau di cloud.
Mengatasi ketidaknyamanan sensor AI
Ketidaknyamanan awal dengan peningkatan AI mungkin merupakan trade-off untuk menjadikan jalan kita lebih aman, namun manfaatnya tentu lebih besar daripada kerugiannya.
Seiring waktu, sensor AI akan terasa seperti mengenakan sabuk pengaman, berfungsi sebagai alat canggih lainnya untuk membantu mengoptimalkan pengalaman pengemudi dan penumpang.
Bertahun-tahun dari sekarang, kita akan melihat ke belakang dan bertanya-tanya bagaimana kita bisa mengendarai mobil tanpa kemampuan penginderaan interior yang berfokus pada pengemudi dan penumpang.
Mungkin rasanya seperti mengendarai mobil saat ini tanpa sensor yang menunjukkan tingkat bahan bakar atau kecepatan – sungguh tak terbayangkan.